Entri Populer

Senin, 01 Juli 2013

Pengertian dan tujuan analisis pekerjaan


Yang dimaksud dengan analisis pekerjaan adalah proses pengumpulan informasi mengenai suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pekerja yang dilaksanakan dengan cara mengamati atau mengadakan interview terhadap pekerja dengan bukti-bukti yang benar dari supervisor.
Analisis pekerjaan ini menghasilkan suatu daftar uraian pekerjaan pernyataan tertulis mengenai kewajiban pekerja yang juga mencakup standar kualifikasi, tingkat pendidikan, pengalaman minimal yang diperlukan serta karakter pekerjaan itu sendiri.
Terdapat 12 macam tujuan diadakannya analisis pekerjaan, diantaranya adalah:
  1. Job description,
  2. Job classification,
  3. Job evaluation,
  4. Job design restructuring,
  5. Personnel requirement,
  6. Performance appraisal,
  7. Worker training,
  8. Worker mobility,
  9. Efficiency,
  10. Safety,
  11. Human resource planning,
  12. Legal requirements.

pendidikan dan agama dalam pemasaran internasional

Pendidikan dan Pemasaran Internasional.  Karena produk dan tekhnik yang dibawa perusahaan internasional di dalam pasar local biasanya merupakan hal baru, maka pemasar internasional berperan dalam perubahan budaya di pasar tersebut. Demikan juga mengenai komunikasi perusahaan harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan di pasar setempat.   Beberapa impikasi pendidikan pada pemasar internasinal :
  1. Jika sebagian besar konsumen buta aksara, maka program periklanan dan label kemasan perlu disesuaikan.
  2. Produk yang komplek yang memerlukan penjelasan tertulis perlu disesuaikan dengan dengan tingkat pendidikan dan keterampilan di pasar.
  3. Hubungan dan kerja sama dengan saluran distribusi sedikit banyaknya tergantung pada tingkat pendidikan para anggota saluran.
  4.  Sifat dan kualitas jasa pendukung pemasaran, seperti agen priklanan akan tergantung pada seberapa jauh system pendidikan yang  disuatu negara mempersiapkan tenaga untuk pekerjaan seperti itu.
  5. Pelaksanaan penelitian pemasaran mungkin sulit dilakukan jika tingkat pendidikan dibidang pemasaran (bisnis) di suatu negara terbnatas.
Agama.
Untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang suatu kebudayaan, perlu diketahui perilaku intern atau mental yang menimbulaknmanifestasi eksternal. Umumnya yang dapat memberikan  pandangan terbaik terhadap perilaku suatu kebudayaan adalah agama dan kepercayaan suatu bangsa. Agama dan kelompok religi yang jumlah pengikutnya besar, akan memberikan dampak pada perilaku ekonomi para pengikutnya ( Islam, Kristen, Buddha, Hindu, Konghucu, Sinto dan animisme).

Agama dan Pemasaran. Disamping mempengaruhi sikap terhadap permasalahn ekonomi,  agama juga dapat mempengaruhi pemasaran secara langsung.
  1. Perusahaan internasional harus menyesuaikan jadwal kerja dan program pemasarannya dengan hari libur agama yang bervariasi di berbagai negara.
  2. Pola komsumsi juga dipengaruhi  oleh kewajiban atau tabu agama. Contoh, larangan minum alkohol dan daging babi bagi pemeluk islam, daging sapi untuk orang hindu.
  3. Sistem kasta membatasi partisipasi dalam perekonomian. Pengaruhnya bukan saja pada penempatan tenaga kerja, tetapi juga berdampak pada distribusi da promosi, karena segmen yang terbentuk oleh sitem kasta.
  4. Lembaga keagamaan sering merintangi pengenalan produk  atau tekhnik baru, atau  sebaliknya, bisa memperlancar.    

Kekuatan Sosial Dan Budaya Dalam Lingkungan Global


Pemasaran, disamping merupakan suatu fenomena ekonomi, juga merupakan fenomena sosial dan budaya. Modul ini memfokuskan  pada kekuatan sosial dan budaya yang membentuk dan mempengaruhi tingkah laku individu-individu di lingkungan pasar dunia. Sejak perang dunia kedua berakhir penggunaan antropologi, sosial dan psikologi merupakan perkembangan besar dalam pemasaran internasional. Pendekatan tersebut memperlihatkan interaksi kepribadian yang unik dengan kekuatan budaya dan linkungan sosial. “Budaya adalah cara hidup yang dibentuk sekelompok manusia yang diturunkan dari stu generasi ke generasi berikutnya” (menurut akhli antropologi). Budya  termasuk nilai-nilai yang disadari  dan tidak disadari, ide, sikap, dan symbol yang membentuk tingkah laku manusia. Para akhli Antropologi sepakat dan memiliki pendapat yang sama mengenai tiga karakteristik budaya yang merupakan  aspek dasar yaitu : 

  1. Budaya bukan pembawaan sejak lahir melainkan dipelajari.  
  2. Berbagai bentuk budaya saling berhubungan, jika salah satu aspek budaya tersentuh, yang lainnya ikut terpengaruh. 
  3. Dimiliki bersama oleh anggota kelompok, dan menjadi pembatas antara kelompok yang berbeda.

Lingkungan budaya pasar global.
Karena budaya mempunyai pengaruh demikian penting pada tingkah laku pelanggan, maka alangkah baiknya dibahas berbagai asumsi  menyangkut sifat budaya   yang diterima secara umum oleh para akhli antropologi, yang diambil dari literature antropologi yang paling mutakhir sebagai berikut : Budaya terdiri dari respon, yang dipelajari,terhadap situasi yang terjadi. Respon ini harus dipelajari secara dini, karena semakin terlambat mempelajarinya maka akan semakin sulit untuk di rubah.

Mencari Budaya Universal.
Bagi pemasara internasional, pencarian budaya universal merupakan hal yang sangat bermanfaat. Budaya universal adalah modus tingkah laku yang ada dalam setiap budaya, keaneka ragaman budaya di dunia ternyata hanya merupakan cara yang berbeda untk mencapai sesuatu yang sama. Jadi para pemasar internasional dapat melakukan standarisasi berbagai aspek program pemasaran, sejauh aspek lingkungan budaya bersifat universal.

Berbagai aspek budaya  yang bersifat universal dikemukakan oleh  George  P. Murdock. Sebagai berikut :
Pengolongan umur, olah raga atletik, hiasan badan, kalender, pelatihan kebersihan, organisasi
kemasyarakatan, memasak, tenaga yang mau bekerja sama, masa berpacaran, menari, seni dekoratif, firasat,
pembagian tenaga kerja, interpretasi mimpi, pendidikan , etika, etiket, pesta keluarga, cerita rakyat, lelucon,
hubungan kekeluargaan, kerendahan hati, perawatan kehamilan, pemeliharaan bayi,sanksi hukum, praturan
penduduk, larangan seksual, perbedaan status, takhayul, membuat peralatan dan perdagangan.

Sebagai contoh, kita ambil musik untuk menjelaskan cara penerapan sifat universal untuk membuat keputusan pemasaran. Musik sebagai suatu bentuk seni ada di semua budaya; jadi nyanyian musik komersial layak secara universal. Walaupun musik adalah universal secara budaya, gayanya tidak seragam secara internasional. Oleh sebab itu, tipe musik yang cocok disuatu bagian dunia, mungkin tidak dapat diterima atau tidak efektif  di bagian dunia yang lain.

Dengan mobilitas perjalanan dan komunikasi semakin tinggi intensitasnya,  banyak sikap nasional terhadap gaya dalam pakaian, warna, musik, dan makanan serta minuman menjadi internasional, bahkan menjadi universal. Internasionalisasi budaya ini secara signifikan  telah dipercepat oleh perusahaan multinasional, yang mengenali peluang untuk memperluas strategi produk/ komunikasi ke dalam pasar internasional.   

Coca-Cola dan Pepsi-Cola, Levi Straus, Mc Donald’s, KFC,IBM, dan Apple merupakan beberapa contoh perusahaa  Amerika Serikat yang mendobrak cirri budaya dengan perluasan mereka ke pasar internasional yang baru. Seperti dikatakan oleh Profesor Levitt dalam artikelnya yang terkenal mengenai globalisasi pasar, yaitu :
Perbedaan di masa lalu dalam selera, atau cara bangsa melakukan bisnis telah hilang. Kesamaan dalam
pilihan tidak pelak lagi menyebabkan terjadinya standarisasi produk, proses manufaktur, dan lembaga
perdagangan. Pasar kecil dengan dasar  suatu bangsa berubah bentuk dan meluas. Keberhasila di dunia
persaingan menyebabkan efisiensi dalam produksi, distribusi,pemasaran, dan manajemen, serta tidak dapat
dihindari lagi menjadi terfokus pada harga.

Kekuatan Sosial Dan Budaya Dalam Lingkungan Global


Pemasaran, disamping merupakan suatu fenomena ekonomi, juga merupakan fenomena sosial dan budaya. Modul ini memfokuskan  pada kekuatan sosial dan budaya yang membentuk dan mempengaruhi tingkah laku individu-individu di lingkungan pasar dunia. Sejak perang dunia kedua berakhir penggunaan antropologi, sosial dan psikologi merupakan perkembangan besar dalam pemasaran internasional. Pendekatan tersebut memperlihatkan interaksi kepribadian yang unik dengan kekuatan budaya dan linkungan sosial. “Budaya adalah cara hidup yang dibentuk sekelompok manusia yang diturunkan dari stu generasi ke generasi berikutnya” (menurut akhli antropologi). Budya  termasuk nilai-nilai yang disadari  dan tidak disadari, ide, sikap, dan symbol yang membentuk tingkah laku manusia. Para akhli Antropologi sepakat dan memiliki pendapat yang sama mengenai tiga karakteristik budaya yang merupakan  aspek dasar yaitu : 

  1. Budaya bukan pembawaan sejak lahir melainkan dipelajari.  
  2. Berbagai bentuk budaya saling berhubungan, jika salah satu aspek budaya tersentuh, yang lainnya ikut terpengaruh. 
  3. Dimiliki bersama oleh anggota kelompok, dan menjadi pembatas antara kelompok yang berbeda.

Lingkungan budaya pasar global.
Karena budaya mempunyai pengaruh demikian penting pada tingkah laku pelanggan, maka alangkah baiknya dibahas berbagai asumsi  menyangkut sifat budaya   yang diterima secara umum oleh para akhli antropologi, yang diambil dari literature antropologi yang paling mutakhir sebagai berikut : Budaya terdiri dari respon, yang dipelajari,terhadap situasi yang terjadi. Respon ini harus dipelajari secara dini, karena semakin terlambat mempelajarinya maka akan semakin sulit untuk di rubah.

Mencari Budaya Universal.
Bagi pemasara internasional, pencarian budaya universal merupakan hal yang sangat bermanfaat. Budaya universal adalah modus tingkah laku yang ada dalam setiap budaya, keaneka ragaman budaya di dunia ternyata hanya merupakan cara yang berbeda untk mencapai sesuatu yang sama. Jadi para pemasar internasional dapat melakukan standarisasi berbagai aspek program pemasaran, sejauh aspek lingkungan budaya bersifat universal.

Berbagai aspek budaya  yang bersifat universal dikemukakan oleh  George  P. Murdock. Sebagai berikut :
Pengolongan umur, olah raga atletik, hiasan badan, kalender, pelatihan kebersihan, organisasi
kemasyarakatan, memasak, tenaga yang mau bekerja sama, masa berpacaran, menari, seni dekoratif, firasat,
pembagian tenaga kerja, interpretasi mimpi, pendidikan , etika, etiket, pesta keluarga, cerita rakyat, lelucon,
hubungan kekeluargaan, kerendahan hati, perawatan kehamilan, pemeliharaan bayi,sanksi hukum, praturan
penduduk, larangan seksual, perbedaan status, takhayul, membuat peralatan dan perdagangan.

Sebagai contoh, kita ambil musik untuk menjelaskan cara penerapan sifat universal untuk membuat keputusan pemasaran. Musik sebagai suatu bentuk seni ada di semua budaya; jadi nyanyian musik komersial layak secara universal. Walaupun musik adalah universal secara budaya, gayanya tidak seragam secara internasional. Oleh sebab itu, tipe musik yang cocok disuatu bagian dunia, mungkin tidak dapat diterima atau tidak efektif  di bagian dunia yang lain.

Dengan mobilitas perjalanan dan komunikasi semakin tinggi intensitasnya,  banyak sikap nasional terhadap gaya dalam pakaian, warna, musik, dan makanan serta minuman menjadi internasional, bahkan menjadi universal. Internasionalisasi budaya ini secara signifikan  telah dipercepat oleh perusahaan multinasional, yang mengenali peluang untuk memperluas strategi produk/ komunikasi ke dalam pasar internasional.   

Coca-Cola dan Pepsi-Cola, Levi Straus, Mc Donald’s, KFC,IBM, dan Apple merupakan beberapa contoh perusahaa  Amerika Serikat yang mendobrak cirri budaya dengan perluasan mereka ke pasar internasional yang baru. Seperti dikatakan oleh Profesor Levitt dalam artikelnya yang terkenal mengenai globalisasi pasar, yaitu :
Perbedaan di masa lalu dalam selera, atau cara bangsa melakukan bisnis telah hilang. Kesamaan dalam
pilihan tidak pelak lagi menyebabkan terjadinya standarisasi produk, proses manufaktur, dan lembaga
perdagangan. Pasar kecil dengan dasar  suatu bangsa berubah bentuk dan meluas. Keberhasila di dunia
persaingan menyebabkan efisiensi dalam produksi, distribusi,pemasaran, dan manajemen, serta tidak dapat
dihindari lagi menjadi terfokus pada harga.

Kekuatan global dalam arena ekonomi




Dalam arena ekonomi global, perusahaan konsumen akan semakin dipengaruhi kekuatan-kekuatan global, yang meliputi:
  • Percepatan yang besar dalam transportasi, komunikasi dan transaksi keuangan internasional yang mengarah pada pertumbuhan dan investasi yang pesat.
  • Pengikisan bertahap terhadap dominasi dan daya saing internasional.
  • Munculnya blok-blok perdagangan dalam beberapa wilayah.
  • Masalah hutang yang sulit terpecahkan dan disertai peningkatan kerentanan sistem keuangan internasional.
  • Peningkatan penggunaan barter dan perdagangan imbal beli dalam menyokong transaksi internasional.
  • Pergerakan ke arah ekonomi pasar dan swastanisasi perusahaan milik negara.
  • Penyebaran gaya hidup global yang cepat.
  • Peningkatan kecenderungan perusahaan multinasional menjadi perusahaan trans-nasional.
  • Peningkatan jumlah aliansi strategis perusahaan lintas batas.
  • Peningkatan ketegangan dan konflik regional.
  • Pertumbuhan merek global cepat berganti dan disertai eliminasi beberapa merek global dalam otomotif, makanan, minuman, dan elektronik dan lain sebagainya.

kekuatan usaha bermodal kecil

Dalam dua minggu ini, saya bertemu dengan beberapa teman yang sesama pebisnis. Ada berbagai hal yang kami perbincangkan, dan utamanya pasti tentang krisis keuangan yang sedang melanda dunia. Menarik juga, karena pola pandang mereka yang menjalankan bisnis kecil ternyata berbeda dengan yang bergerak di bisnis skala besar. Dalam tulisan ini saya ingin berbagi tentang apa yang menjadi pemikiran mereka mengenai kondisi usaha saat ini.
Minggu lalu, pertama saya makan malam dengan seorang teman lama yang juga bergerak di bidang teknologi informasi yang berfokus pada infrastruktur dan perangkat lunak asuransi. Usahanya termasuk menengah kecil seperti saya, dengan karyawan tak sampai dua puluh orang, meskipun omzet nya mencapai milyaran rupiah. Ketika perbicangan kami mulai memasuki prediksi kondisi bisnis tahun yang akan datang, saya menangkap nada optimisnya. Menurutnya, krisis saat ini lebih pada mereka yang menanamkan uangnya pada instrumen investasi, dimana posisi harga anjlok tak terkendali. Sedangkan untuk bisnisnya sendiri dengan pasar yang sudah pasti dan produk yang unik, ia percaya bahwa tahun depan, perusahaannya masih bisa berjalan dengan baik. Saya kira, karena memang produknya unik dan spesifik untuk kliennya, ia bisa optimis. Hanya ada sedikit kekhawatiran, oleh karena kliennya bergerak di sektor finansial, kalau sampai terjadi guncangan pada usahanya, bisa-bisa kontrak kerja yang sudah ditandatangani di tunda, atau lebih parahnya dibatalkan, meskipun harus membayar denda yang tidak kecil nilainya. Bagi teman saya itu, ia tetap tidak terlalu khawatir, karena perusahaannya yang kecil. Kalaupun terjadi sesuatu, ia masih mudah untuk bergerak dan bertahan dengan cost yang mudah dikendalikan. Dengan kata lain, jika harus pindah bidangpun, ia siap.
Esoknya, saya janjian untuk makan siang dengan seorang teman lagi yang juga pebisnis yang menyalurkan barang-barang ke beberapa lembaga. Barang-barang itu ada yang diproduksinya sendiri secara home industry, ada pula yang bersifat trading. Dalam pembicaraan mengenai prospek bisnis ke depan, meskipun dengan nada rendah, ia menunjukkan sikap optimis pada bisnis yang ditekuninya. Baginya, tantangan mungkin lebih pada persaingan ketat yang sudah dialaminya dari awal bisnisnya. Sedangkan untuk pasar, kemungkinannya adalah penurunan permintaan. Namun karena biaya operasionalnya kecil, dengan karyawan dibawah sepuluh orang, ia tetap yakin bisa melanjutkan usahanya dalam masa krisis.
Memang, dua orang teman saya ini tidak bisa dianggap mewakili keseluruhan pandangan pengusaha UKM, karena mungkin banyak yang berpandangan sebaliknya. Namun menurut saya, dengan produk unik dan pasar yang jelas serta biaya operasional yang relatif rendah, daya tahan UKM untuk melalui masa krisi cukup besar. Lain halnya dengan pertemuan dengan para eksekutif yang mengelola bisnis skala besar, dimana perbincangan juga menyentuh masalah krisis keuangan.
Direktur perusahaan konstruksi besar yang terkemuka ini memang sudah kenyang pengalaman. Namun dalam pertemuan sore hari di kantornya di wilayah Cikarang, ia tampak lelah. Sampai akhir tahun ini, ia baru mendapat satu klien baru untuk pengerjaan konstruksi baja. Sedangkan untuk proyek sipil pembangunan gedung bertingkat yang menjadi andalan perusahaannya, belum ada yang yang masuk. Meskipun ia hanya menjabat sebagai eksekutif saja, tetapi tentu saja ia harus bertanggung jawab untuk kelanjutan operasional perusahaannya yang melibatkan tidak kurang dari tiga ribu karyawan. Biaya besar yang harus ditanggung perusahaannya memang mengharuskan mereka untuk terus menerus mendapatkan proyek. Di sisi lain, kredit bank juga sudah tidak mudah didapatkan, dan bunganyapun tinggi sekali. Maka sore itu, obrolan kami lebih banyak hanya mendengarkan keluh kesahnya.
Malamnya, kebetulan juga saya ada janji makan malam dengan seorang presiden direktur perusahaan telepon genggam ternama. Meskipun pertemuan itu bukan membicarakan bisnis, tetapi untuk urusan aktifitas gereja, tak urung, setelah pembicaraan utama selesai, topik berikutnya tetap sama, masalah krisis finansial. Menurutnya, tahun mendatang bisnis akan menurun. Walaupun tidak menyebutkannya secara terang-terangan, tetapi saya menangkap kekhawatirannya, karena produk perusahaannya bukanlah kebutuhan primer, sehingga ada kemungkin terjadi penurunan permintaan yang besar, manakala orang-orang lebih mengutamakan kebutuhan utamanya yang harganya akan meningkat. Ketika saya mengutarakan bahwa fokus bisnis saya yang menyediakan kebutuhan usaha ritel, yang sampai saat ini masih tinggi permintaannya, menurutnya, saat ini memang ritel sebagai salah satu sektor riil terkuat, perlahan tapi pasti akan terimbas juga. Hanya saja, jika pemulihan bisa cepat, sebelum pengaruh krisis membesar, maka bisnis ritel bisa selamat. Konsumsi masyarakat masih akan menjadi pendorong utama pergerakan ekonomi tanah air.
Saya kira, memang terbukti selama krisis satu dekade sebelumnya, usaha dengan modal kecil lebih bisa bertahan. Kalau melihat ke dalam kondisi perusahaan saya sendiri, kekuatan itu ada pada bentuk perusahaan yang ramping, tanpa birokrasi, gesit dan fleksibel serta operasional yang berbiaya rendah. Maka saya harap untuk rekan-rekan yang bergerak di usaha UKM bisa tetap bersikap optimis dalam menyikapi kondisi perekonomian saat ini. Seperti kata teman saya, yang berbisnis sebagai penyalur, “Biar para pakar saja yang berdiskusi urusan krisis ekonomi, kita urusannya dagang sajalah…!”

kekuatan usaha bermodal kecil

Dalam dua minggu ini, saya bertemu dengan beberapa teman yang sesama pebisnis. Ada berbagai hal yang kami perbincangkan, dan utamanya pasti tentang krisis keuangan yang sedang melanda dunia. Menarik juga, karena pola pandang mereka yang menjalankan bisnis kecil ternyata berbeda dengan yang bergerak di bisnis skala besar. Dalam tulisan ini saya ingin berbagi tentang apa yang menjadi pemikiran mereka mengenai kondisi usaha saat ini.
Minggu lalu, pertama saya makan malam dengan seorang teman lama yang juga bergerak di bidang teknologi informasi yang berfokus pada infrastruktur dan perangkat lunak asuransi. Usahanya termasuk menengah kecil seperti saya, dengan karyawan tak sampai dua puluh orang, meskipun omzet nya mencapai milyaran rupiah. Ketika perbicangan kami mulai memasuki prediksi kondisi bisnis tahun yang akan datang, saya menangkap nada optimisnya. Menurutnya, krisis saat ini lebih pada mereka yang menanamkan uangnya pada instrumen investasi, dimana posisi harga anjlok tak terkendali. Sedangkan untuk bisnisnya sendiri dengan pasar yang sudah pasti dan produk yang unik, ia percaya bahwa tahun depan, perusahaannya masih bisa berjalan dengan baik. Saya kira, karena memang produknya unik dan spesifik untuk kliennya, ia bisa optimis. Hanya ada sedikit kekhawatiran, oleh karena kliennya bergerak di sektor finansial, kalau sampai terjadi guncangan pada usahanya, bisa-bisa kontrak kerja yang sudah ditandatangani di tunda, atau lebih parahnya dibatalkan, meskipun harus membayar denda yang tidak kecil nilainya. Bagi teman saya itu, ia tetap tidak terlalu khawatir, karena perusahaannya yang kecil. Kalaupun terjadi sesuatu, ia masih mudah untuk bergerak dan bertahan dengan cost yang mudah dikendalikan. Dengan kata lain, jika harus pindah bidangpun, ia siap.
Esoknya, saya janjian untuk makan siang dengan seorang teman lagi yang juga pebisnis yang menyalurkan barang-barang ke beberapa lembaga. Barang-barang itu ada yang diproduksinya sendiri secara home industry, ada pula yang bersifat trading. Dalam pembicaraan mengenai prospek bisnis ke depan, meskipun dengan nada rendah, ia menunjukkan sikap optimis pada bisnis yang ditekuninya. Baginya, tantangan mungkin lebih pada persaingan ketat yang sudah dialaminya dari awal bisnisnya. Sedangkan untuk pasar, kemungkinannya adalah penurunan permintaan. Namun karena biaya operasionalnya kecil, dengan karyawan dibawah sepuluh orang, ia tetap yakin bisa melanjutkan usahanya dalam masa krisis.
Memang, dua orang teman saya ini tidak bisa dianggap mewakili keseluruhan pandangan pengusaha UKM, karena mungkin banyak yang berpandangan sebaliknya. Namun menurut saya, dengan produk unik dan pasar yang jelas serta biaya operasional yang relatif rendah, daya tahan UKM untuk melalui masa krisi cukup besar. Lain halnya dengan pertemuan dengan para eksekutif yang mengelola bisnis skala besar, dimana perbincangan juga menyentuh masalah krisis keuangan.
Direktur perusahaan konstruksi besar yang terkemuka ini memang sudah kenyang pengalaman. Namun dalam pertemuan sore hari di kantornya di wilayah Cikarang, ia tampak lelah. Sampai akhir tahun ini, ia baru mendapat satu klien baru untuk pengerjaan konstruksi baja. Sedangkan untuk proyek sipil pembangunan gedung bertingkat yang menjadi andalan perusahaannya, belum ada yang yang masuk. Meskipun ia hanya menjabat sebagai eksekutif saja, tetapi tentu saja ia harus bertanggung jawab untuk kelanjutan operasional perusahaannya yang melibatkan tidak kurang dari tiga ribu karyawan. Biaya besar yang harus ditanggung perusahaannya memang mengharuskan mereka untuk terus menerus mendapatkan proyek. Di sisi lain, kredit bank juga sudah tidak mudah didapatkan, dan bunganyapun tinggi sekali. Maka sore itu, obrolan kami lebih banyak hanya mendengarkan keluh kesahnya.
Malamnya, kebetulan juga saya ada janji makan malam dengan seorang presiden direktur perusahaan telepon genggam ternama. Meskipun pertemuan itu bukan membicarakan bisnis, tetapi untuk urusan aktifitas gereja, tak urung, setelah pembicaraan utama selesai, topik berikutnya tetap sama, masalah krisis finansial. Menurutnya, tahun mendatang bisnis akan menurun. Walaupun tidak menyebutkannya secara terang-terangan, tetapi saya menangkap kekhawatirannya, karena produk perusahaannya bukanlah kebutuhan primer, sehingga ada kemungkin terjadi penurunan permintaan yang besar, manakala orang-orang lebih mengutamakan kebutuhan utamanya yang harganya akan meningkat. Ketika saya mengutarakan bahwa fokus bisnis saya yang menyediakan kebutuhan usaha ritel, yang sampai saat ini masih tinggi permintaannya, menurutnya, saat ini memang ritel sebagai salah satu sektor riil terkuat, perlahan tapi pasti akan terimbas juga. Hanya saja, jika pemulihan bisa cepat, sebelum pengaruh krisis membesar, maka bisnis ritel bisa selamat. Konsumsi masyarakat masih akan menjadi pendorong utama pergerakan ekonomi tanah air.
Saya kira, memang terbukti selama krisis satu dekade sebelumnya, usaha dengan modal kecil lebih bisa bertahan. Kalau melihat ke dalam kondisi perusahaan saya sendiri, kekuatan itu ada pada bentuk perusahaan yang ramping, tanpa birokrasi, gesit dan fleksibel serta operasional yang berbiaya rendah. Maka saya harap untuk rekan-rekan yang bergerak di usaha UKM bisa tetap bersikap optimis dalam menyikapi kondisi perekonomian saat ini. Seperti kata teman saya, yang berbisnis sebagai penyalur, “Biar para pakar saja yang berdiskusi urusan krisis ekonomi, kita urusannya dagang sajalah…!”

kelemahan bisnis online

Kalau bahas kelebihan bisnis online, pasti banyak yang bisa. Nah, kalau kelemahan bisnis online? Ternyata, selain memiliki banyak peluang dan kelebihan, membangun bisnis online juga tidak gampang dan banyak kelemahannya. Apa saja kelemahan bisnis online ini, dan bagaimana cara menyiasatinya?

Pertama, pastinya butuh modal. Namanya juga bisnis, bisnis online juga butuh modal. Lalu apa yang Anda cari, bisnis online dengan modal kecil atau bisnis online dengan modal besar? Bila Anda baru memulai bisnis online, pastinya jangan mulai dengan modal yang besar, karena disini Anda diharapkan untuk banyak belajar bisnis online sehingga nggak kaget bila ternyata bisnis online juga ada ruginya.
Modal yang utama pastinya adalah koneksi internet, yang di Indonesia masih tergolong mahal. Kalau mau yang murah, masuk aja ke warnet pada jam-jam nggak efektif kerja seperti jam malam (jam 10-an keatas), biasanya ada paket murah meriah berjam-jam yang bisa Anda nikmati. Pergunakan paket-paket khusus tersebut untuk bisnis online Anda. Atau bila Anda mau berkorban sedikit, pasang ADSL di rumah Anda (seperti speedy, dsb)

kelemahan bisnis online

Kalau bahas kelebihan bisnis online, pasti banyak yang bisa. Nah, kalau kelemahan bisnis online? Ternyata, selain memiliki banyak peluang dan kelebihan, membangun bisnis online juga tidak gampang dan banyak kelemahannya. Apa saja kelemahan bisnis online ini, dan bagaimana cara menyiasatinya?

Pertama, pastinya butuh modal. Namanya juga bisnis, bisnis online juga butuh modal. Lalu apa yang Anda cari, bisnis online dengan modal kecil atau bisnis online dengan modal besar? Bila Anda baru memulai bisnis online, pastinya jangan mulai dengan modal yang besar, karena disini Anda diharapkan untuk banyak belajar bisnis online sehingga nggak kaget bila ternyata bisnis online juga ada ruginya.
Modal yang utama pastinya adalah koneksi internet, yang di Indonesia masih tergolong mahal. Kalau mau yang murah, masuk aja ke warnet pada jam-jam nggak efektif kerja seperti jam malam (jam 10-an keatas), biasanya ada paket murah meriah berjam-jam yang bisa Anda nikmati. Pergunakan paket-paket khusus tersebut untuk bisnis online Anda. Atau bila Anda mau berkorban sedikit, pasang ADSL di rumah Anda (seperti speedy, dsb)

kelemahan bisnis online

Kalau bahas kelebihan bisnis online, pasti banyak yang bisa. Nah, kalau kelemahan bisnis online? Ternyata, selain memiliki banyak peluang dan kelebihan, membangun bisnis online juga tidak gampang dan banyak kelemahannya. Apa saja kelemahan bisnis online ini, dan bagaimana cara menyiasatinya?

Pertama, pastinya butuh modal. Namanya juga bisnis, bisnis online juga butuh modal. Lalu apa yang Anda cari, bisnis online dengan modal kecil atau bisnis online dengan modal besar? Bila Anda baru memulai bisnis online, pastinya jangan mulai dengan modal yang besar, karena disini Anda diharapkan untuk banyak belajar bisnis online sehingga nggak kaget bila ternyata bisnis online juga ada ruginya.
Modal yang utama pastinya adalah koneksi internet, yang di Indonesia masih tergolong mahal. Kalau mau yang murah, masuk aja ke warnet pada jam-jam nggak efektif kerja seperti jam malam (jam 10-an keatas), biasanya ada paket murah meriah berjam-jam yang bisa Anda nikmati. Pergunakan paket-paket khusus tersebut untuk bisnis online Anda. Atau bila Anda mau berkorban sedikit, pasang ADSL di rumah Anda (seperti speedy, dsb)

2. Kekurangan Bisnis Waralaba


- Kurang kendali
Salah satu kekurangan dari bisnis waralaba adalah kurangnya kendali dari pembeli waralaba terhadap bisnisnya sendiri, karena semua sistem telah ditentukan oleh pemilik waralaba. Sehingga ruang gerak pembeli waralaba sangat terbatas. Ide-ide untuk berkreatifitas pun terkadang tidak bisa diaplikasikan, karena adanya perjanjian-perjanjian khusus.
- Sangat terikat dengan supplier
Untuk mendapatkan keuntungan yang mencukupi, tentunya setiap pengusaha menginginkan modal yang kecil. Salah satu caranya adalah mencari supplier yang murah. Dengan menggunakan sistem waralaba, pihak pemasok barang pun telah ditentukan. Sehingga kita tidak bisa memilih lagi supplier yang lebih murah.
- Ketergantungan pada reputasi waralaba lain
Salah satu kekurangan terbesar dari waralaba adalah tergantungnya reputasi waralaba terhadap waralaba yang lain. Jika waralaba yang lain melakukan kesalahan yang mengakibatkan rusaknya reputasi, maka hal ini juga akan mempengaruhi waralaba yang anda kelola.
- Biaya waralaba
Pihak pemilik waralaba akan mengajukan biaya awal untuk membeli perjanjian waralaba. Kemudian biaya lanjutan untuk pelatihan dan dukungan bagi para pembeli waralaba.
- Pemotongan keuntungan
Pembeli waralaba di haruskan untuk membayar royalti dari sejumlah keuntungan yang didapatkan. Jika keuntungan yang didapatkan sedikit, berarti keuntungan tersebut akan dipotong untuk menutupi biaya ini. 

1. Keuntungan Waralaba


- Manajemen bisnis telah terbangun
Bisnis waralaba memberikan keuntungan untuk berbisnis di bawah bendera bisnis lain yang sudah memiliki reputasi yang bagus. Ide, penamaan dan manajemen suatu bisnis telah di uji coba sebelumnya dan siap untuk di implementasikan pada lokasi yang baru.
- Sudah dikenal masyarakat
Pemasaran bisnis waralaba cenderung lebih mudah, karena bisnis sebelumnya lebih terdahulu di kenal masyarakat. Dengan kata lain, biaya dan tenaga yang diperlukan untuk membangun reputasi bisnis tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan membangun bisnis baru.
- Manajemen finansial yang lebih mudah
Investor cenderung lebih suka untuk memberikan modal pada bisnis yang telah kokoh dari segi finansial dan jaringan pemasaran. Dengan menggunakan bisnis waralaba, sistem manajeman finansial telah di tetapkan oleh pemilik waralaba utama, sehingga kita tidak perlu dipusingkan lagi dengan manajemen finansial seperti membangun bisnis baru.
- Kerjasama bisnis telah terbangun
Orang yang membeli waralaba bisa mendapatkan keuntungan kerjasama yang telah terbangun sebelumnya oleh pemilik waralaba. Contohnya kerjasama dengan pemasok bahan baku, pihak periklanan dan juga pemasaran.
- Dukungan dan keamanan yang lebih kuat
Pemilik waralaba biasanya akan memberikan pelatihan seperti manajemen finansial, pemasaran, periklanan dan lain lain. Hal – hal seperti ini biasanya sudah termasuk dalam paket pembelian waralaba.
- Bisa mendapat untung lebih besar?
Banyak orang berpikir bahwa keuntungan dari bisnis waralaba adalah mendapatkan keuntungan lebih besar karena brand telah dikenal banyak orang. Tapi pada kenyataannya, hal ini tidak selalu terjadi. Biaya yang dikeluarkan oleh pembeli waralaba kepada pihak pemilik waralaba tentunya dipotong dari keuntungan yang didapat. Pembeli waralaba akan mendapatkan banyak kemudahan di saat-saat awal usaha, tapi untuk jangka panjang, para pemilik waralaba kadang menemukan bahwa memulai bisnis sendiri mungkin akan jauh lebih menguntungkan.

PANDANGAN RISET TENTANG PERLUASAN MEREK


  • Perluasan merek yang berhsil terjadi ketika merek induk dilihat mempunyai asosiasi yang menyenangkan dan ada kesesuaian persepsi antara merek induk dan produk perluasan.
  • Ada banyak dasar kesesuaian: atribut dan manfaat yan berhubungan dengan produk, dan juga atribut dan manfaat yang tidak berhubungan dengan produk tetapi berhubungan dengan situasi pengguanaan umum atau tipe penggunaan.
  • Tergantung pada pengetahuan konsumen tentang kategori, persepsi kesesuaian dapat didasarkan pada kesamaan teknis atau manufaktur atau pertimbangan yang lebih umum seperti pelengkap yang diperlukan atau situasional.
  • Merek kualitas tinggi membentang lebih jauh daripada merek kualits rata-rata, meskipun kedua tipe merek mempunyai batasan.
  • Merek yang dianggap sebagai prototipe kategori produk sulit diperluas di luar kategorinya.
  • Asosiasi atribut nyata cenderung lebih sulit diperluas dibandingkan asosiasi manfaat abstrak.
  • Konsumen dapat menyalurkan asosiasi yang postitif dalam kelas produk asli tetapi menjadi negatif dalam konteks perluasan.
  • Konsumen dapat menyimpulkan asosiasi negatif tentang perluasan, bahkan mungkin berdasarkan asosiasi positif lain yang disimpulkan.
  • Perluasan ke kelas produk yang tampaknya mudah, mungkin sulit dilakukan.
  • Perluasan yang berhasil tidak hanya dapat berkontribusi pada citra merek induk, tetapi juga memungkinkan merek diperluas lebih jauh.
  • Perluasan yang gagal melukai merek induk hanya  ketika ada dasar kesesuaian yang kuat antara keduanya.
  • Perluasan yang gagal tidak melindungi perusahaan dari “penelusuran kembali” dan meperkenalkan perluasan yang lebih mirip.
  • Perluasan vertikal mungkin sulit dan sering memerlukan strategi submerek.
  • Strategi iklan yang paling efektif bagi perluasan merek menekankan informasi tentang perluasan (dan bukan pengingat tentang merek induk).
Portofolio merek  adalah kumpulan semua merek dan lini merek yang ditawarkan perusahaan tertentu untuk dijual dalam satu kategori atau segmen pasar tertentu.
Pemasar mengamati portofolio merek secara cermat sepanjang waktu untuk mengidentifikasi merek yang lemah dan membunuh merek yang tidak menguntungkan. Lini merek dengan merek yang terdiferensiasi secara buruk cenderung ditandai dengan banyaknya kanibalisme sehingga memerlukan pengurangan. Merek juga dapat memainkan sejumlah peran khusus sebagai bagian dari portofolio.

PANDANGAN RISET TENTANG PERLUASAN MEREK


  • Perluasan merek yang berhsil terjadi ketika merek induk dilihat mempunyai asosiasi yang menyenangkan dan ada kesesuaian persepsi antara merek induk dan produk perluasan.
  • Ada banyak dasar kesesuaian: atribut dan manfaat yan berhubungan dengan produk, dan juga atribut dan manfaat yang tidak berhubungan dengan produk tetapi berhubungan dengan situasi pengguanaan umum atau tipe penggunaan.
  • Tergantung pada pengetahuan konsumen tentang kategori, persepsi kesesuaian dapat didasarkan pada kesamaan teknis atau manufaktur atau pertimbangan yang lebih umum seperti pelengkap yang diperlukan atau situasional.
  • Merek kualitas tinggi membentang lebih jauh daripada merek kualits rata-rata, meskipun kedua tipe merek mempunyai batasan.
  • Merek yang dianggap sebagai prototipe kategori produk sulit diperluas di luar kategorinya.
  • Asosiasi atribut nyata cenderung lebih sulit diperluas dibandingkan asosiasi manfaat abstrak.
  • Konsumen dapat menyalurkan asosiasi yang postitif dalam kelas produk asli tetapi menjadi negatif dalam konteks perluasan.
  • Konsumen dapat menyimpulkan asosiasi negatif tentang perluasan, bahkan mungkin berdasarkan asosiasi positif lain yang disimpulkan.
  • Perluasan ke kelas produk yang tampaknya mudah, mungkin sulit dilakukan.
  • Perluasan yang berhasil tidak hanya dapat berkontribusi pada citra merek induk, tetapi juga memungkinkan merek diperluas lebih jauh.
  • Perluasan yang gagal melukai merek induk hanya  ketika ada dasar kesesuaian yang kuat antara keduanya.
  • Perluasan yang gagal tidak melindungi perusahaan dari “penelusuran kembali” dan meperkenalkan perluasan yang lebih mirip.
  • Perluasan vertikal mungkin sulit dan sering memerlukan strategi submerek.
  • Strategi iklan yang paling efektif bagi perluasan merek menekankan informasi tentang perluasan (dan bukan pengingat tentang merek induk).
Portofolio merek  adalah kumpulan semua merek dan lini merek yang ditawarkan perusahaan tertentu untuk dijual dalam satu kategori atau segmen pasar tertentu.
Pemasar mengamati portofolio merek secara cermat sepanjang waktu untuk mengidentifikasi merek yang lemah dan membunuh merek yang tidak menguntungkan. Lini merek dengan merek yang terdiferensiasi secara buruk cenderung ditandai dengan banyaknya kanibalisme sehingga memerlukan pengurangan. Merek juga dapat memainkan sejumlah peran khusus sebagai bagian dari portofolio.

Merencanakan Strategi Penetapan Merek


Strategi penetapan merek (branding strategy) perusahaan mencerminkan jumlah dan jenis baik elemen merek umum maupun unik yang diterapkan perusahaan pada produk yang dijualnya. Memutuskan cara menetapkan merek produk baru merupakan hal yang sangat penting. Ketika perusahaan meperkenalkan produk baru, perusahaan mempunyai tiga pilihan utama:
  1.  Perusahaan dapat mengembangkan elemen merek baru untuk produk baru.
  2. Perusahaan dapat menerapkan beberapa elemen mereknya yang sudah ada.
  3. Perusahaan dapat menggunakan kombinasi elemen merek baru dan yang ada.
Ketika perusahaan menggunakan merek yang sudah mapan untuk memperkenalkan sebuah produk baru, produk itu disebut perluasan merek (brand extension). Ketika oemasar menggabungkan merek baru dengan merek yang ada, perluasan merek dapat disebut submerek(subbrand). Merek yang sudah ada yang melahirkan perluasan merek atau submerek adalah merek induk (parent brand). Jika merek induk sudah diasosiasikan dengan berbagai produk melalui perluasan merek, merek induk dapat disebut juga merek keluarga(family brand).
Perluasan merek dibagi menjadi dua kategori umum: Dalam perluasan lini(line extension), merek induk mencakup produk baru di dalam kategori produk yang dilayaninya saat ini, seperti rasa, bentuk, warna, bahan, dan ukuran kemasan yang baru. Dalam perluasan kategori (category extension), merek induk digunakan untuk memasuki kategori produk berbeda dari kategori yang dilayaninya saat ini.
Lini merek(brand line)terdiri dari semua produk─ produk asli dan juga perluasan lini dan kategori─ dijual dalam merek tertentu. Bauran merek/ pilihan merek (brand mix/assortment) adalah kumpulan semua lini merek yang disediakan penjual tertentu kepada pembeli. Sekarang banyak perusahaan memperkenalkan varian bermerek(branded variant), yaitu lini merek khusus yang disediakan untuk pengecer atau saluran distribusi tertentu. Varian bermerek ini merupakan hasil dari tekanan pengecer kepada konsumen untuk menyediakan penawaran berbeda.
 Produk berlisensi(licensed product) adalah produk yang nama mereknya telah dilisensikan kepada produsen lain yang benar-benar membuat produk. Korporasi melakukan pemberian lisensi untuk mendorong nama dan citra perusahaan mereka  di sejumlah besar produk.
Keputusan Penetapan merek
Ada empat strategi umum dalam menetapkan merek
  1. Nama individual
  2. Nama keluarga dan selimut
  3. Nama keluarga terpisah untuk semua produk
  4. Nama korporat digabungkan dengan nama produk indvidual

Mengangkat Asosiasi Sekunder


Cara ketiga dan terakhir untuk membangun ekuitas merek, sebenarnya, adalah “meminjamnya.” Maksudnya adalah menciptakan ekuitas merek dengan menghubungkan merek ke informasi lain dalam ingatan yang memperlihatkan arti bagi konsumen
Asosiasi merek “Sekunder” ini dapat menghubungkan merek dengan sumber-sumber, seperti perusahaan itu sendiri (melalui strategi penetapan merek), dengan negara atau wilayah geografis lain (melalui identifikasi asal produk), dan dengan saluran distribusi (melalui strategi saluran); begitu pula dengan merek lain (melalui bahan atau pemerekan bersama), karakter(melalui lisensi), juru bicara(melalui pensponsoran), acara olahraga atau budaya (melalui kegiatan sponsor), atau beberapa sumber pihak ketiga lain(melalui penghargaan atau ulasan).

Merancang Kegiatan Pemasaran Holistik

Merancang Kegiatan Pemasaran Holistik
Merek tidak hanya dibangun dari iklan semata. Pelanggan mengenal merek melalui banyak sentuhan dan titik kontak: observasi dan penggunaan pribadi, berrita dari mulut ke mulut, interaksi dengan personel perusahaan, pengalaman inline atau telepon, dan transaksi pembayaran. Kontak merek (brand contact) adalah semua pengalaman yang membawa informasi, baik positif maupun negatif, yang dimiliki pelanggan atau prospek dengan merek, kategori produk, atau pasar yang berhubungan dengan produk atau jasa pemasar. Perusahaan harus melakukan usaha untuk mengelola pengalaman-pengalaman ini sekeras seperti ketika memproduksi iklannya.
Strategi dan taktik di balik program pemasaran telah berubah dramatis dalam tahun-tahun terakhir. Pemasar menciptakan kontak merek dan membangun ekuitas merek melalui banyak jalan, seperti klub dan komunitas konsumen, pameran dagang, pemasaran acara, sponsor, kunjungan pabrik, hubungan masyarakat dan konferensi pers, serta pemasaran yang bertujuan sosial. Pemasaran holistik menekankan tiga tema baru yang penting dalam merancang program pemasaran pembangunan merek: personalisasi, itegrasi, dan internalisasi.
PERSONALISASI Pemasaran personalisasi adalah tentang memastikan merek dan pemasarannya serelevan mungkin dengan sebanyak mungkin pelanggan─ sebuah tantangan, mengingat tidak ada dua pelanggan yang identik.
INTEGRASI Pemasaran Integrasi (Integrated Marketing) adala tentang membaurkan dan menyesuaikan kegiatan pemasaran untuk memaksimalkan efek individual dan kolektif mereka. Untuk mencapainya, pemasar memerlukan beragam kegiatan pemasaran berbeda yang memperkuat janji merek. Kita dapat mengevaluasi semua kegiatan pemasaran terintegrasi berdasarkan efektivitas dan efisiensi kegiatan tersebut dalam mempengaruhi kesadaran merek dan menciptakan, mempertahankan, atau memperkuat citra merek.
        Citra merek tidak sama dengan identitas. Identitas adalah cara perusahaan membidik untuk mengidentifikasi atau memposisikan dirinya sendiri atau produknya.Citra adalah cara masyarakat menganggap mereka secara aktual. Agar citra merek yang benar dapat tertanam dalam pikiran konsumen, pemasar harus memperlihatkan identitas merek melalui semua sarana komunikasi dan kontak merek yang tersedia. Identitas harus disebarkan dalam iklan, laporan tahunan, brosur, katalog, kemasan, alat tulis perusahaan, dan kartu bisnis.
INTERNALISASI Penetapan merek internal (internal branding) adalah kegiatan dari proses yang membantu memberi informasi dan menginspirasi karyawan. Penting  bagi perusahaan jasa dan pengecer bahwa semua karyawan mempunyai pemahaman yang mendalam dan terkini tentang merek dan janjinya. Pemasar hoistik bahkan harus melangkah lebih jauh dan melatih serta mendorong distributor dan penyalur untuk melayani pelanggan mereka dengan baik. Penyalu yang tidak terlatih dapat menghancurkan usaha terbaik untuk membangun citra merek yang kuat.
        Ikatan merek terjadi ketika pelanggan mengalami penghantaran janji merek oleh perusahaan.. semua hubungan pelanggan dengan karyawan perusahaan dan komunikasi perusahaan harus positif. Janji merek tidak akan dihantarkan kecuali semua orang dalam perusahaan menghidupkan merek itu. Disney begitu berhasil pada penetapan merek internal dan membuat karyawan mendukung mereknya ketika Disney mengadakan seminar tentang “Gaya Disney” untuk karyawan dari perusahaan lain.
        Ketika karyawan peduli dan percaya terhadap merek, mereka termotivasi untuk bekerja lebih keras dan merasakan loyalitas yang lebi besar kepada perusahaan. Beberapa prinsip penting untuk penetapan merek internal adalah:
  1. Memilih saat yang tepat─  Titik balik adalah peluang ideal untuk menangkap perhatian dan imajinasi karyawan.
  2. Menghubungkan pemasaran internal dan eksternal─ Pesan internal dan eksternal harus sesuai.
  3. Menghidupkan merek bagi karyawan─ Kampanye penetapan merek yang profesional harus didasarkan pada riset pemasaran dan disupervisi oleh departemen pemasaran. Komunikasi internal harus informatif dan memberi semangat.