1.
Rencana Keuangan
1. Persiapan Dana Darurat atau Cadangan
Dana darurat atau cadangan ini penting bagi
seseorang yang akan memasuki dunia usaha. Paling tidak ini mengantisipasi bila
Anda mengalami kegagalan. Atau sebagai bemper bila penghasilan usaha Anda belum
bisa diharapkan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dana cadangan untuk pengusaha
paling tidak minimal 12 bulan pengeluaran keluarga. Kenapa? Biasanya 12 bulan
pertama kegiatan usaha masih mengejar target balik modal dan uang usaha masih
berputar untuk pengembangan omset. Jadi, keuntungan belum bisa digunakan untuk
keperluan pribadi. Kalau Anda cukup
optimis dengan target bisnis Anda, maka bisa saja dana cadangan lebih kecil
sebesar 6 bulan pengeluaran. Dana cadangan sebaiknya disimpan pada produk yang
mudah dicairkan, seperti tabungan biasa, deposito, atau beli emas batangan.
2. Persiapan Modal
Untuk membuka bisnis garment seperti
Rahmat, harus menentukan beberapa macam modal, yaitu biaya investasi peralatan,
seperti mesin jahit, obras, dll. Atau bila Anda hanya sebagai distributor yang
membuka toko garment Anda perlu perlengkapan untuk keperluan display produk dan
peralatan toko seperti rak-rak, etalase, manequin, cash register, dll.
Anda juga memerlukan modal kerja untuk
pembelian bahan baku, seperti kain, benang bila Anda memproduksi. Atau biaya
pembelian pakaian jadi bila Anda hanya menjadi reseller. Sebaiknya, modal ini
dicadangkan untuk 3 bulan ke depan yang bisa dikeluarkan tiap bulan atau ketika
ada order. Modal ini juga bisa ditekan bila Anda menerapkan sistem konsinyasi
atau titip jual dari supplier bila Anda sebagai reseller. Untuk menjadi
reseller sebenarnya Anda bisa juga menjual secara online di webstore atau blog.
Di mana Anda hanya menampilkan gambar sampel produk pakaian jadi tersebut. Bila
ada pembeli yang memesan, baru Anda mengirim produknya.
Biaya yang perlu disiapkan lagi adalah
biaya operasional untuk menjalankan usaha, seperti sewa tempat, gaji karyawan,
listrik, kas kecil, dll. Biaya
operasional sebaiknya juga dicadangkan 3 bulan untuk berjaga-jaga selama usaha
Anda belum menguntungkan.
3. Pengaturan Cashflow Keuangan
Untuk menjaga agar keuangan usaha atau
bisnis terkelola dengan rapi, tertiblah melakukan pencatatan uang masuk dan
keluar. Lakukan pembukuan dengan teratur, dan pisahkan keuangan usaha dengan
keuangan pribadi. Jangan mudah mengambil uang usaha untuk keperluan pribadi,
kalaupun terpaksa lakukan pencatatan dan segera kembalikan ke kas usaha.
Dengan melakukan pencatatan keuangan akan
mudah dilakukan evaluasi terhadap keuangan usaha Anda dan diketahui seberapa
besar profit dan pertumbuhannya. Kita boleh saja mengambil uang usaha untuk
keperluan pribadi, bila memang setelah dihitung ada keuntungan. Pengusaha bisa
saja mengambil prosentase dari laba bersih usahanya bila usaha masih mengalami
fluktuatif. Atau diperhitungkan sebagai gaji tetap bulanan, bila pemasukan
usaha Anda terlihat stabil. Jangan lupa sisihkan keuntungan usaha untuk
membayar zakat, membayar hutang (jika ada), dan untuk ekspansi usaha atau
pengembangan. Dibuku saya yang berjudul “Cerdas dan Cerdik Mengelola Uang” ada
formula alokasi pembagian keuntungan yang bisa diterapkan dalam usaha Anda.
Bila Anda masih bekerja dan sambil
berbisnis pada saat awal membuka usaha mungkin keuntungan usaha Anda masih jauh lebih kecil dibanding
gaji dari pekerjaan. Tetapi, makin tumbuhnya usaha dan bila didukung promosi
yang kuat, maka usaha Anda makin maju dan bukan tidak mungkin keuntungan usaha
sudah jauh melebihi gaji Anda. Tinggal Anda memutuskan, apakah tetap akan
berbisnis sambil bekerja ataukah
meninggalkan pekerjaan dan terjun total dalam usahanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar